Minggu, 13 Maret 2016

7EB5B7A7 - 8 Cara Dagang Rasulullah Saw

Oleh: Oky Suryana

KITA teringat sebuah kata-kata mutiara dari Imam syafi’i berkaitan dengan nasihat,

“Nasihatilah diriku di kala aku sendiri
Jangan kau nasihati aku di tengah keramaian
Karena nasihat di muka umum adalah
bagian dari penghinaan yang tak suka aku mendengarnya
Jika engkau enggan dan tetap melanggar kata-kataku
Maka jangan menyesal jika aku enggan menurutimu”

AGAMA islam adalah nasihat, yakni nasihat yang berkaitan mengenai kebenaran dan kesabaran. Nasihat mengenai ketakwaan. Nasihat mengenai amar ma’ruf nahi mungkar. Nasihat laksana telaga yang diminum airnya ditengah kehausan dalam pengembaraan. Nasihat adalah sedekah laksana senyuman dan laksana perkataan yang baik. Oleh karenanya nasihat itu akan bermanfaat. Nasihat adalah amal shalih namun letakkanlah nasihat itu pada tempatnya dan situasinya agar ia menyentuh hati.

Nasihat tidak selamanya berupa perkataan namun perilaku yang baik juga merupakan nasihat atau pelajaran yang berharga.

Dagang adalah satu diantara tegaknya agama dan dunia.

Nasr bin Yahya berkata, Telah sampai kepada kami sebagian nasihat para ahli ilmu, “Tak akan tegak agama dan dunia, kecuali dengan empat perkara : ulama, umara (pemimpin), prajurit, dan pengusaha (Dagang).”

Sebagai seorang pedagang perlu adanya ilmu agar ia terjaga dari sikap yang tidak baik atau curang, saling merugikan dan tenggelam dalam lautan riba.

“Seorang pedagang jika tidak faham fikih akan tenggelam dalam riba, tenggelam dan makin terbenam.” (Ali bin Abi Thalib)

“Barangsiapa yang belum belajar agama, jangan berdagang di pasar kami !.” (Umar bin Khaththab)

Oleh karenanya belajar bab jual beli, muamalah, dan perdagangan serta akhlak didalam berdagang perlu dipahami dan direnungkan sebelum terjun ke dunia perdagangan atau wirausaha dikarenakan kemaslahatan yang besar bagi yang memahami dan mempraktikannya dalam dunia perdagangan.

Di antara akhlak pedagang yang perlu dijaga ialah :

1. Jagalah Kejujuran

Jujur adalah mata uang yang berharga dan berlaku dimana-mana. Begitulah menurut kata bijak yang sering kita dengar. Kejujuran didalam berdagang akan memberikan keberkahan kepada penjual dan pembeli. Kejujuran adalah akhlak para nabi dan rasul. Semoga kita dimudahkan untuk senantiasa jujur.

“Penjual dan pembeli boleh meneruskan/memutuskan transaksi selama belum berpisah. Jika keduanya jujur, keduanya akan diberkahi. Namun, jika keduanya berdusta dan saling tertutup., hilanglah berkah jual beli keduanya.” (Muttafaq “alaihi).

2. Bersikap terbuka dan toleransi

Sikap keterbukaan dan toleransi didalam perdagangan adalah sikap yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang dari Allah. Semoga kita bisa meraihnya.
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang bersikap penuh toleransi ketika menual, membeli, dan menagih hutang.” (HR. Bukhari)

3. Janganlah menipu dan bersikap curang.

Menipu didalam perdagangan akan merugikan konsumen dan mampu menghilangkan tingkat kepercayaan konsumen kepada penjual. Semoga Allah jauhkan dari sifat ini.

“Barangsiapa yang menipu bukanlah golongan kami. Makar dan tipuan tempatnya adalah neraka.” (HR. Thabrani)

4. Seringlah memberikan saran dan informasi

Sikap terbaik bagi penjual ialah memberi tahu kepada pembeli atau konsumen tentang kelebihan dan kekurangan atau cacat barang yang akan dibelinya. Berikanlah saran dan informasi kepada pembeli untuk memudahkan didalam memilih barang yang akan dibelinya. Dan janganlah pelit informasi dan menyembunyikan kecacatan barang supaya laku keras.

“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang yang mengandung cacat kepada orang lain, kecuali jika ia menjelaskan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)

4. Jangan mengurangi takaran

Marilah kita renungkan sejenak betapa keuntungan yang tidak seberapa dan kita berlaku curang itu tidak sebanding dengan beratnya hukuman yang kita terima di akhirat kelak. Oleh karenanya takarlah sesuai takaran, dan takarlah dengan baik serta janganlah mengurangi takaran.

“Celaka bagi orang-orang yang mengurangi takaran.” (QS. Al-Muthaffifin : 1)

5. Janganlah menimbun

Rasa senang ketika menimbun barang itu laksana berdiri diatas penderitaan orang lain dan ia memanfaatkan rasa butuh orang lain atas barang tersebut dan mereka melepas barang yang ia tinbun dengan harga tinggi. Semoga Allah lindungi kita dari praktik seperti ini.

“Barangsiapa menimbun, maka ia berdosa.” (HR. Muslim)

6. Jauhi sumpah bohong

Menebar sumpah yang sebenarnya dusta kepada pembeli untuk meyakinkan pembeli agar segera membeli adalah perbuatan yang tidak terpuji dan akan menghilangkan berkahnya didalam berdagang.

“Sumpah dusta itu melariskan barang dagangan, namun menghilangkan berkah usaha.” (Muttafaq ‘Alaihi)

7. Janganlah mendekati riba

Teriring doa, semoga keluarga kita dijauhkan oleh Allah dari riba baik dalam praktiknya maupun debu ribanya. Riba itu dosanya lebih berat dari pada 36 kali berzina dan bisa menghilangkan indahnya keberkahan.

“Satu dirham hasil riba yang dimakan seseorang, padahal ia tahu lebih berat dosanya dari pada 36 kali berzina.” (HR. Ahmad)

8. Menjauhkan diri keluarga kira dari harta haram

Teriring doa, semoga keluarga kita dijauhkan dari harta yang haram, dimudahkan dalam menjemput harta yang halal, dan dimudahkan didalam menginfakkan harta yang halal tersebut serta senantiasa diliputi oleh keberkahan dari harta yang halal.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata,

“Mata pencaharian yang halal lebih sulit dari pada memindah gunung.”

Selamat berdagang []

Yogyakarta, 6 Maret 2016

Senin, 07 Maret 2016

7EB5B7A7 - ISI KHUTBAH GERHANA NABI MUHAMMAD SAW

Bagaimanakah isi khutbah gerhana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Disunnahkah setelah shalat gerhana untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan banyak sahabat. Hal ini berdasarkan hadits:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami para sahabat –radhiyallahu ‘anhum– dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.

Setelah itu beliau berkhutbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
” إن الشَّمس و القَمَر آيتانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ تنْخَسِفَانِ لِمَوتِ أحد. وَلاَ لِحَيَاتِهِ. فَإذَا رَأيتمْ ذلك فَادعُوا الله وَكبروا وَصَلُّوا وَتَصَدَّ قوا”.
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya bersabda,
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَزْنِىَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِىَ أَمَتُهُ ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina.
Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, no. 1044)

Point Penting Tentang Khutbah Gerhana


Pertama: Keumuman khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ringkas, padat dan jelas.
Dulu sahabat ‘Ammar pernah berkhutbah begitu ringkasnya, lantas beliau menyampaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَأَقْصِرُوا الْخُطْبَةَ فَإِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْراً
“Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan singkatnya khotbah merupakan tanda kefaqihan dirinya (paham akan agama). Maka perlamalah shalat dan buat singkatlah khutbah. Karena penjelasan itu bisa mensihir.” (HR. Muslim no. 869 dan Ahmad 4: 263. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih).

Kedua: Dilakukan dua kali khutbah.
Demikian pendapat dalam madzhab Syafi’i. Disebutkan dalam kitab Al-Umm sebagai berikut.
وقد ذهب بعض العلماء إلى أن المستحب أن يخطب خطبتين يجلس بينهما جلسة يسيرة ، كما يفعل في خطبة الجمعة ، وهذا مذهب الإمام الشافعي رحمه الله .
“Para ulama berpandangan bahwa khutbah (shalat gerhana) adalah dua kali khutbah. Ada duduk yang sebentar di antara dua khutbah tadi sebagaimana dilakukan dalam khutbah Jum’at. Inilah pendapat madzhab Imam Asy-Syafi’i.” (Lihat Al-Umm, 1: 280). Lihat bahasannya di sini.

# Contoh Isi Khutbah Gerhana


Khutbah pertama:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini; dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk jikalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kami. Sesungguhnya, telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran. Diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan amalan yang dahulu kamu kerjakan.”
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، وَهُوَ الْقَائِلُ سُبْحَانَهُ: يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ. وَمَآأَمْرُنَآ إِلاَّ وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ،
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْمُطَهَّرِ، وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Isi khutbah:
إن الشَّمس و القَمَر آيتانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ تنْخَسِفَانِ لِمَوتِ أحد. وَلاَ لِحَيَاتِهِ. فَإذَا رَأيتمْ ذلك فَادعُوا الله وَكبروا وَصَلُّوا وَتَصَدَّ قوا”.
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَزْنِىَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِىَ أَمَتُهُ ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina.
Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”

Khutbah kedua:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. أَيـُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛

Do’a khutbah:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin laki-laki dan wanita, kaum muslimin laki-laki dan wanita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa.”
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu sebelum kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu, dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.”
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
“Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, serta berilah rahmat kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan segala tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami atas kaum yang kafir.”
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari siksa neraka."