( HIKMAH ) DIBALIK DZIKIR ALLAH YANG MAHA PEMBERI
Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari).
Jika kepada para Nabi Allah memberikan yang paling agung yaitu kenabian , kitab, hikmah dan ayat-ayat yang jelas. Maka kepada manusia secara keseluruhan pemberian Allah yang paling agung adalah petunjukNya kepada kebenaran yang telah Allah turunkan kepada hamba dan Nabinya Muhammad salallahu alaihi wassalam. Demikianlah Allah mengajarkan bahwa dalam setiap rakaat shalat kita selalu membaca :…Ihdinashshiraathalmustaqiim..” Tunjukanlah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah : 6)
Pemberian Allah yang paling Agung lainnya adalah ilmu yang diperoleh hamba-hambaNya yang saleh, sebagaiamana diberikan ilmu tentang besi kepada Nabi Daud dan ilmu mengendalikan angin,bercakap dengan makhluk Allah binatang dan jin, mendirikan istana kepada Nabi Sulaiman as.
Allah juga telah memberikan hikmah kepada hambaNYa Lukman :
” …Dan benar-benar Kami menganugrahkan hikmah kepada Lukman..” (QS Luqman ; 12)
Dibolehkan kepada seluruh hamba, ketika berdoa untuk memohon kebaikan dunia. Akan tetapi Allah mencela orang yang hanya memohon kebaikan dunia dan memuji orang-orang mukmin yang memohon kebaikan dunia dan akhirat”…Dan di antara mereka ada yang berdoa : “Wahai Tuhan Kami berilah kami kebaikan dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka..” (Qs Al Baqarah; 201
Pemberian dari Allah dapat berubah menjadi murkaNya ketika Allah telah berikan apa yang baik bagi hambaNya , namun tidak diiringi dengan menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Tatkala ia diberi harta, hamba tersebut tidak mengeluarkan zakat dan infaq sebagai tanda kecintaannya kepada Allah. Dan ketika seorang hamba meminta ilmu dan Allah memberikannya, maka ia wajib mengamalkannya dengan tujuan untuk mencari ridho Allah
Allah berfirman :”… Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan berderma dan pastilah kami termasuk orang yang saleh.” Setelah Allah memberikan sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, berpaling dan mereka memanglah orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah ingkar kepada Allah akan apa yang mereka ikrarkan kepada-Nya(juga ) mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka. Dan bahwasannya Allah amat mengetahui segala yang gaib (Qs At Taubah: 75-78)
Allah berfirman :
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Rasulullah selalu bertasbih dengan nama Al Wahhab. Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari salamah ibn al akwar.a. : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doanya kecuali beliau membukanya dengan, “…Subhanarobbiyal a’lal aliyyil wahhab..Maha suci Allah zat Yang Mahaluhur dan Maha Memberi
(al Musnad : 16548, Hakim 1/498. Hadis ini dianggap sahih oelh Hakim dan dianggap mauquf oleh Azh Dzahabi)
Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari).
Jika kepada para Nabi Allah memberikan yang paling agung yaitu kenabian , kitab, hikmah dan ayat-ayat yang jelas. Maka kepada manusia secara keseluruhan pemberian Allah yang paling agung adalah petunjukNya kepada kebenaran yang telah Allah turunkan kepada hamba dan Nabinya Muhammad salallahu alaihi wassalam. Demikianlah Allah mengajarkan bahwa dalam setiap rakaat shalat kita selalu membaca :…Ihdinashshiraathalmustaqiim..” Tunjukanlah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah : 6)
Pemberian Allah yang paling Agung lainnya adalah ilmu yang diperoleh hamba-hambaNya yang saleh, sebagaiamana diberikan ilmu tentang besi kepada Nabi Daud dan ilmu mengendalikan angin,bercakap dengan makhluk Allah binatang dan jin, mendirikan istana kepada Nabi Sulaiman as.
Allah juga telah memberikan hikmah kepada hambaNYa Lukman :
” …Dan benar-benar Kami menganugrahkan hikmah kepada Lukman..” (QS Luqman ; 12)
Dibolehkan kepada seluruh hamba, ketika berdoa untuk memohon kebaikan dunia. Akan tetapi Allah mencela orang yang hanya memohon kebaikan dunia dan memuji orang-orang mukmin yang memohon kebaikan dunia dan akhirat”…Dan di antara mereka ada yang berdoa : “Wahai Tuhan Kami berilah kami kebaikan dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka..” (Qs Al Baqarah; 201
Pemberian dari Allah dapat berubah menjadi murkaNya ketika Allah telah berikan apa yang baik bagi hambaNya , namun tidak diiringi dengan menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Tatkala ia diberi harta, hamba tersebut tidak mengeluarkan zakat dan infaq sebagai tanda kecintaannya kepada Allah. Dan ketika seorang hamba meminta ilmu dan Allah memberikannya, maka ia wajib mengamalkannya dengan tujuan untuk mencari ridho Allah
Allah berfirman :”… Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan berderma dan pastilah kami termasuk orang yang saleh.” Setelah Allah memberikan sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, berpaling dan mereka memanglah orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah ingkar kepada Allah akan apa yang mereka ikrarkan kepada-Nya(juga ) mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka. Dan bahwasannya Allah amat mengetahui segala yang gaib (Qs At Taubah: 75-78)
Allah berfirman :
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Rasulullah selalu bertasbih dengan nama Al Wahhab. Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari salamah ibn al akwar.a. : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doanya kecuali beliau membukanya dengan, “…Subhanarobbiyal a’lal aliyyil wahhab..Maha suci Allah zat Yang Mahaluhur dan Maha Memberi
(al Musnad : 16548, Hakim 1/498. Hadis ini dianggap sahih oelh Hakim dan dianggap mauquf oleh Azh Dzahabi)