Sabtu, 26 April 2014

( KISAH ) ( THERAPY HATI )( KELUARGA ) SIAPA BILANG ISTRI KITA DIRUMAH KAGAK KERJA ?. BACA DULU DAH..

( KISAH ) ALLAH MEMBALAS SEDEKAHNYA DENGAN 30 DINAR

AHMAD BIN ABI AL HAWARI adalah seorang ulama shalih dari Damaskus. Suatu saat datang kepada beliau seorang laki-laki,”Anak saya lahir malam ini, dan kami tidak memiliki harta untuk menafkahinya!” Ahmad pun menjawab,”Aku sendiri tidak memiliki apa-apa kecuali dua rangkap baju yang aku pakai ini. Ambil salah satu dari keduanya, pilihlah mana yang paling bagus”, lantas beliau melanjutkan,”Bawahan lebih bagus, dengan dia engkau memperoleh harga bagus”.

Akhirnya pakaian itu pun dilepas dan Ahmad memakai baju rangkap atasan lantas laki-laki itupun berlalu pergi.

Setelah itu Ahmad pun keluar dari Gerbang Jairun Damaskus, dan saat berada di undakan tangga ada seorang laki-laki yang mengucapkan salam kepada beliau lalu menyampaikan,”Umair bin Jausha’ mengirim salam kepada Anda dan menyampaikan,’Ini ada 30 dinar, gunakan ia!’”

Ahmad pun berkata,”Aku memberi baju, dan Allah memberikan kepadaku 30 dinar! Betapa lalainya aku?!” (Thabaqat Al Auliya, hal.34)


Photo


( THERAPY HATI ) PAKSAKAN DIRI DIAWAL MELAKUKAN AMAL SHALEH AGAR TERBIASA

Dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali mengatakan bahwa, “Siapa saja yang di dalam pangkal fitrahnya belum didapati sifat baik, misalnya, maka hendaklah ia memaksakan diri berbuat baik; barang siapa yang tidak diciptakan memiliki sifat tawadhu, hendaklah ia berusaha keras bersifat tawadhu sampai terbiasa. Demikian pula mengenai sifat-sifat yang lain, harus diterapi dengan melakukan kebalikannya sampai tujuan baik tercapai. Dengan cara melaksanakan ibadah secara kontinyu dan melawan syahwat dengan terus-menerus warna batin akan menjadi menarik.”

Dari hadits dan penjelasan Imam Ghazali tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Muslim untuk menuju kesempurnaan iman dan takwanya memang tidak bisa menempuh jalur apa pun, kecuali memiliki tekad kuat untuk membiasakan dirinya tunduk pada ketentuan syariah Allah sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم.

Ibadah, mungkin lezat bagi yang sudah terbiasa dan merasakan manfaatnya. Tetapi tidak demikian bagi yang belum terbiasa. Oleh karena itu Ibnu Qayyim berkata, “Suatu yang bermanfaat bagi manusia, rata-rata tidak mengenakkan, namun suatu yang membahayakan rata-rata mengasyikkan, dan sebab kehancurannya adalah suatu hal yang menyenangkan.”

Bangun di tengah malam misalnya, jelas ini bukan perkara yang asyik bagi yang belum terbiasa, tetapi siapa yang mampu membiasakan diri bangun malam, niscaya momentum tengah malam itu akan sangat menyenangkan. Sebab, ada manfaat langsung yang dirasakan ketika melakukan amalan sunnah Nabi yang utama itu.

Seperti orang yang baru belajar mengemudikan mobil. Ketika ia baru belajar, seluruh pikirannya seolah berada dalam tekanan. Tangan, kaki bahkan leher nampak seperti sangat kaku. Menginjak pedal gas pun ragu-ragu, apalagi ketika harus menginjak dan melepas pedal kopling. Tetapi, seiring dengan kerasnya latihan, akhirnya mengemudikan mobil sama sekali bukan beban.

Rasulullah mengingatkan kita, “Bersegeralah untuk beramal, jangan menundanya hingga datang tujuh perkara. Apakah akan terus kamu tunda untuk beramal kecuali jika sudah datang: kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang membuatmu berbuat melebihi batas, sakit yang merusakmu, usia lanjut yang membuatmu pikun, kematian yang tiba-tiba menjemputmu, dajjal, suatu perkara gaib terburuk yang ditunggu, saat kiamat, saat bencana yang lebih dahsyat dan siksanya yang amat pedih.” (HR. Tirmidzi).

( KELUARGA ) SIAPA BILANG ISTRI KITA DIRUMAH KAGAK KERJA ?. BACA DULU DAH..

Ini adalah percakapan antara seorang suami dgn seorang psikolog.
P: Apa pekerjaan Anda Pak Bandy ?
S: Sy bekerja sbg akuntan di sebuah Bank.
P: Istri Anda?
S: Istri sy tdk bekerja, dia seorang ibu rumah tangga biasa.
P: Siapa yg menyiapkan sarapan untuk klrg Anda di pagi hari?
S: Istri sy, krn dia tdk bekerja.
P: Pukul brp istri Anda bangun setiap pagi untuk menyiapkan sarapan?
S: Dia menyiapkan mkn pagi sktr jam 5, krn dia hrs membersihkan rmh terlebih dahulu.
P: Siapa yg mengantar anak2 Anda ke sekolah?
S: Istri sy yg mengantarkan mrk, krn istri sy tdk bekerja.
P: Stlh mengantar anak2 Anda ke sekolah, apa yg dilakukan istri Anda?
S: Dia belanja ke pasar, pulang, memasak, lalu mencuci pakaian dan melakukan pekerjaan rmh lainnya. Spt yg Anda tau, dia tdk bekerja.
P: Kalau petang, sepulang bekerja, apa yg Anda lakukan?
S: sy istirahat, krn sy capek seharian bekerja.
P: Apa yg dilakukan istri Anda?
S: Dia menyiapkan mkn malam untukku dan anak2, mencuci piring, membantu anak2 belajar, menyiapkan keperluan pagi hari, lalu mengajak anak2 tidur.

Menurut Anda, cerita di atas siapa yg jam kerjanya lbh panjang? dan berat? Rutinitas pekerjaan istri Anda dimulai sjk pagi buta hingga larut malam.

Apakah itu yg disebut tdk bekerja??!! Ya, menjadi ibu rumah tangga tdk perlu ijazah tinggi, atau posisi tinggi, tetapi peran mrk sangatlah penting! Hargai istri Anda, krn pengorbanan mrk tdk terhingga. Kisah di atas seharusnya menjadi nasehat dan pengingat agar kita lbh memahami dan menghargai peran masing2.

Yg perlu diketahui ttg wanita...

*ketika dia diam, sbnrnya dia sdg memikirkan jutaan persoalan.
* ketika dia memandang Anda, dia merasa heran mengapa sangat mencintai Anda tanpa syarat.
*Ketika dia berkata 'sy akan setia mendampingimu', dia akan brd di sisi Anda tetapi lbh tangguh drpd Anda.
Jgn pernah melukai atau memperlakukan mrk tdk baik, tapi cintailah mrk tanpa syarat dgn setulus hati...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar