Selasa, 15 Juli 2014

BBM 7D949495 NUZULUL QUR'AN

Yusuf Mansur Network
Foto


( NUZULUL AL-QUR'AN ) HAKIKAT MENYEMBAH ALLAH SWT DENGAN MENTAATI PETUNJUKNYA

Turunnya Al-Qur'an adalah cahaya penerang kehidupan bagi seluruh manusia yang yakin dan beriman serta mengamalkan tuntunan-Nya. Kehidupan Allah yang sediakan, maka Allah tidak lalai menurunkan segenap aturan yang menyentuh kehidupan seluruh manusia. Turun-Nya Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia sebagai hakikat penyembahan kita kepada-Nya. Dan maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Allah SWT berfirman : “Mereka menjadikan orang-orang alimnya (ulama bani israil) dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allahdan juga mereka menjadikan Rabb al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanyalah disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan “. (QS : At-Taubah : 31)

Dan dalam hadits shahabat Adi bin Hatim – sebuah hadits panjang diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan lain-lain – ia datang kepada Nabi sedang ssaat itu ia masih Nasrani. Ia mendengar Nabi membaca ayat ini, maka ia membantah.”Kami tidak beribadah kepada para pendeta dan tukang ibadah kami”. Nabi menjawab, “Bukankah para pendeta dan tukang ibadah mengharamkan yang halal, maka kalian ikut-ikutan mengharamkannya dan mereka menghalalkan yang haram, maka kalian ikut-ikutan menghalalkannya?”. Adi menjawab, “Ya. Memang begitu. “Beliau bersabda, “Itulah bentuk ibadah kepada pendeta”.

Demikian juga Abu Bakhtari berkata, “Mereka itu (orang-orang Yahudi dan Nasrani) tidak sholat kepada para pendeta dan ahli ibadah mereka. Kalau para pendeta dan ahli ibadah itu memerintahkan mereka untuk beribadah kepada para pendeta ahli ibadah mereka tentulah mereka tidak akan mentaati perintah itu. Namun, para pendeta dan ahli ibadah itu memerintah, mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram lalu orang-orang Yahudi dan Nasrani mentaatinya. Ini adalah rububiyah sempurna (mengangkat pendeta menjadi tuhan-tuhan baru mereka).

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ

“Tentang sesuatu yang kalian perselisihkan maka kembalikan putusannya kepada Allah” (QS. Asy Syura: 10)

Hakikatnya manusia wajib mengikuti tuntunan Al Qur'an dan Sunnah pada segenap aspek kehidupan, jalan kesana dimulai dengan kecintaan kita menuntut ilmu Agama agar kehidupan kita dapat terarah dijalan-Nya melalui pengetahuan tentang Petunjuk Allah sebenarnya.

Nabi menerangkan ibadah mereka kepada para pendeta dan ahli ibadah adalah dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, bukannya mereka itu sholat, shoum dan berdoa kepada para pendeta. Inilah makna beribadah kepada para tokoh. Allah tetah menyebutkan hal ini sebagai sebuah kesyirikan dengan firman-Nya : “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Dia (Allah). Maha Suci Allah dari kesyirikan mereka”.

Dalam Ramadhan ini marilah perbanyak mengaji dan mengkaji Al-Qur'an dan Sunnah, sirah para shahabat Rosulullah SAW dimana mereka sebagai tauladan pada Umat Islam dalam beragama, paling baik mengikuti Rosulullah SAW. Biasakan mengikuti tuntunan Kitabullah karena sebagai wujud ketaatan kita sebagai hamba-Nya. Semoga Allah mudahkan kita menerima ilmu, dan dapat mengamalkannya sebagai amal shaleh, Aamiin.

( NUZULUL AL-QUR'AN II ) HIKMAH ALLAH SWT MEMILIH RAMADHAN DITURUNKANNYA AL-QUR'AN

Ramadhan memiliki keistimewaan dengan Al-Qur'an. Karena Allah telah pilih Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an untuk pertama kalinya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

Allah telah menurunkan Al-Qur'an pada bulan ini, di salah satu malamnya, yaitu Lailatul Qadar. Dengan sebab ini membaca Al-Qur'an pada bulan Ramadhan memiliki keistimewaan lebih dan menjadi sarana penyempurna shiyam.

Dahulu, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperdengarkan Al-Qur'an beliau kepada Jibril ‘alaihissalam pada bulan Ramadhan. Beliau bertadarrus Al-Qur'an dengan Jibril. “Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam orang yang paling pemurah dalam kebaikan. Beliau akan semakin dermawan pada Ramadhan saat Jibril mendatanginya dan mengaji Al-Qur'an dengannya. Adalah Jibril mendatanginya setiap malam dari malam-malam bulan Ramadhan dan memperdengarkan Al-Qur'an darinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedatangan Jibril untuk mengaji Al-Qur'an bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada malam-malam Ramadhan menunjukan pentingnya membaca Al-Qur'an di bulan penuh berkah ini.

Ibnu Rajab berkata, "Hadits tersebut menunjukkan sunnahnya mengkaji Al-Qur'an pada bulan Ramadhan, berkumpul untuk mengkajinya. Di dalamnya juga terdapat dalil anjuran memperbanyak tilawah Al-Qur'an pada malam Ramadhan, karena pada malam hari kesibukan telah habis, tekad menguat, sementara hati dan lisan bersatu untuk merenungkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. Al-Muzzammil: 6)
( NUZULUL AL-QUR'AN III ) AMALIYAH MALAM RAMADHAN RASULULLAH SAW

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperdengarkan Al-Qur'an beliau kepada Jibril ‘alaihissalam pada bulan Ramadhan. Beliau bertadarrus Al-Qur'an dengan Jibril. “Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam orang yang paling pemurah dalam kebaikan. Beliau akan semakin dermawan pada Ramadhan saat Jibril mendatanginya dan mengaji Al-Qur'an dengannya. Adalah Jibril mendatanginya setiap malam dari malam-malam bulan Ramadhan dan memperdengarkan Al-Qur'an darinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedatangan Jibril untuk mengaji Al-Qur'an bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada malam-malam Ramadhan menunjukan pentingnya membaca Al-Qur'an di bulan penuh berkah ini.

Ibnu Rajab berkata, "Hadits tersebut menunjukkan sunnahnya mengkaji Al-Qur'an pada bulan Ramadhan, berkumpul untuk mengkajinya. Di dalamnya juga terdapat dalil anjuran memperbanyak tilawah Al-Qur'an pada malam Ramadhan, karena pada malam hari kesibukan telah habis, tekad menguat, sementara hati dan lisan bersatu untuk merenungkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. Al-Muzzammil: 6)

( TADABBUR ) JANGAN MENGACUHKAN AL-QUR'AN

Allah SWT Berfirman :

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

“Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan".” (QS. Al-Furqon: 30)

Seorang muslim hendaknya memiliki perhatian besar kepada Al-Qur'an. Yaitu dengan membacanya, mengkajinya, mengamalkan isinya, dan berhukum dengannya. Karena Al-Qur'an diturunan untuk diamalkan dan diterapkan, walaupun membacanya termasuk bagian dari mengamalkannya yang akan diberi pahala. Yaitu setiap huruf diganjar dengan 10 kebaikan. Membaca Aliif Laam Miim, terhitung 30 kebaikan. Apalagi dibulan Ramadhan. Subhanallah.

1 komentar:

  1. artikel agan sangat mudah dipahami makasih atas apreasi dalam menulis postingan yang baik dan benar semoga jadi amal ibadah buat agan :D

    yo dari Tutorial Blogger | SEO

    BalasHapus