Selasa, 15 April 2014

KUNCI KEJAYAAN UMAT & 4 JENIS MANUSIA

Kunci Kejayaan Umat


Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menyampaikan dalam sebuah ceramahnya yang berjudul ‘Urgensi Tauhid’, suatu ungkapan yang sangat indah dan sekaligus menjadi nasihat bagi para da’i, pejuang dakwah, dan segenap umat Islam.
Beliau berkata :
ولا يمكن أن تجتمع هذه الأمة إلا بالعلم النافع والعمل الصالح الذي أساسه التوحيد وإفراد الله سبحانه وتعالى بالعبادة
“Tidak mungkin akan terwujud persatuan umat ini kecuali dengan ilmu yang bermanfaat dan amal salih yang asasnya adalah tauhid dan mengesakan Allah subhanahu wa ta’ala dalam beribadah.”
Beliau juga menegaskan :
فالعقيدة هي أساس ديننا وهي قاعدة شريعتنا ولا يصح عمل إلا بتصحيح العقيدة مهما كانت الأعمال
“Akidah adalah asas di dalam agama kita. inilah kaidah/pondasi syari’at kita. Dan tidaklah sah suatu amal apapun kecuali dengan meluruskan akidah; bagaimana pun bentuk amal-amal itu.”
Beliau juga menasihatkan kepada kita :
فلهذا ندعو إلى تصحيح العقيدة والعناية بها وتعلمها وتعليمها وتأليف الكتب والرسائل فيها وطبعها ونشرها وتوزيعها ، ثمّ يتبعها بقية أوامر وشرائع الدين
“Oleh sebab itu, kami mengajak untuk meluruskan akidah, memberikan perhatian serius kepadanya, mempelajari dan mengajarkannya, serta menulis buku-buku dan risalah-risalah tentangnya. Lalu mencetak, menyebarkan, dan membagi-bagikannya. Kemudian setelah itu diikuti dengan perintah-perintah dan syari’at-syari’at agama selainnya.”
Semoga cuplikan sebagian nasihat beliau ini bermanfaat bagi kita semuanya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Manusia Ada 4 Jenis, Pilih Mana?



Siapa di antara kita yang tidak ingin menjadi orang kaya yang bergelimang harta? Tua muda, lelaki perempuan, berkulit hitam atau putih, semuanya memiliki keinginan serupa.
Salahkah keinginan tersebut? Tidak juga! Tetapi sayangnya, banyak di antara kita lupa untuk berusaha memiliki ’pengawal’ yang membantu kita menjaga harta tersebut; agar tidak berubah menjadi petaka. Pengawal setia tersebut adalah ilmu agama.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,
“مَثَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ مَثَلُ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ (1) رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًا، فَهُوَ يَعْمَلُ بِهِ فِي مَالِهِ يُنْفِقُهُ فِي حَقِّهِ. (2)  وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ عِلْمًا وَلَمْ يُؤْتِهِ مَالًا، فَهُوَ يَقُولُ: “لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ مَالِ هَذَا؛ عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ”. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فَهُمَا فِي الْأَجْرِ سَوَاءٌ”. (3) وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا وَلَمْ يُؤْتِهِ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ فِيهِ يُنْفِقُهُ فِي غَيْرِ حَقِّهِ. (4) وَرَجُلٌ لَمْ يُؤْتِهِ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا، فَهُوَ يَقُولُ: “لَوْ كَانَ لِي مَالٌ مِثْلُ هَذَا؛ عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ”. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فَهُمَا فِي الْوِزْرِ سَوَاءٌ”.
Perumpamaan umat ini bagaikan empat orang. Orang pertama: adalah seorang yangdikaruniai Allah harta dan ilmu. Dengan ilmunya ia mengatur harta sehingga bisa mengalokasikannya dengan benar. Orang kedua: adalah seorang yang dikaruniai Allah ilmu, namun tidak dikaruniai harta. Dia berkata, ”Andaikan aku memiliki harta seperti fulan (orang pertama), niscaya akan kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah shallallahu ’alaihiwasallam bersabda, ”Pahala dua orang tersebut sama”.
Orang ketiga: adalah seorang yang dikaruniai Allah harta namun tidak dikaruniai ilmu. Dia bertindak asal-asalan dalam hartanya, menghamburkannya tanpa aturan. Orang keempat:seorang yang tidak dikaruniai Allah harta maupun ilmu. Ia berujar, ”Andaikan aku memiliki harta seperti fulan (orang ketiga); niscaya akan kugunakan seperti apa yang dilakukannya”. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam berkomentar, ”Dosa keduanya sama”. (HR. Ahmad dari Abu Kabsyah al-Anmâry radhiyallahu ’anhu  dan dinyatakan sahih oleh al-Albany).
Dalam hadits di atas, Nabiyullah shallallahu’alaihi wasallam menerangkan pada kita bagaimana efek dari ilmu agama terhadap sikap seseorang kepada hartanya.
Orang kaya yang berilmu, berkat bekal ilmu yang dimilikinya, ia bisa memanfaatkan hartanya untuk mengantarkan ke surga. Ini adalah orang pertama. Adapun orang yang miskin harta namun memiliki ilmu agama, diapun juga bisa memanfaatkan ilmu tersebut sebagai kendaraan untuk masuk surga. Sebab ia berpeluang meraih pahala yang sama dengan orang pertama, berkat niat baik yang ada dalam hatinya. Inilah orang kedua.
Adapun orang ketiga, adalah golongan yang malang, walaupun kelihatannya ia hidup sejahtera. Sebab ia gagal menjadikan hartanya sebagai tunggangan menuju surga. Ia serampangan dalam mengalokasikan hartanya, karena keminiman ilmu agamanya.
Yang paling naas nasibnya adalah orang keempat. Sudah miskin harta, miskin ilmu agama pula. Di dunianya ia hidup dalam kesusahan, dan kelak di akhiratnya ia sengsara masuk ke dalam neraka. Na’udzubillah min dzalik
Nah, memilih manakah Anda? Yang penting, jangan sampai memilih menjadi orang ketiga, apalagi keempat. Minimal jadilah orang kedua. Syukur-syukur Anda bisa menjadi orang pertama. Selamat memilih…
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc. MA.
Artikel Muslim.Or.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar