Minggu, 08 Maret 2015

7EBBB81B MENANTU DARI BLUSUKAN

Menantu dari Blusukan

Khalifah Umar bin Khattab terkenal dengan blusukannya. Tanpa kamera, diam-diam, bahkan kadang dengan cara menyamar. Karena amanah sebagai pemimpin itu berat, maka Umar harus memastikan tak ada rakyat yang menderita dalam kepemimpinannya. Baik menderita di dunia, terlebih menderita di akhirat. 

Pada masa pemerintahannya, Umar mengeluarkan aturan untuk tidak mencampur susu dengan air. Maka pada malam hari, ketika Umar blusukan ke rumah-rumah. Di dengaarnyalah percakapan seorang ibu dengan putrinya.

"Sudah kau campuri  susu dengan air?"

"Bagaimana mungkin aku melakukannya, Ibu. Amirul mukminin melarangnya."

"Tapi Umar tidak akan tahu."

"Umar memang tidak tahu, tetapi Tuhan Umar Maha Tahu. Dan dia melarang perbuatan itu. Aku takkan melakukannya."

Apa yang dikatakan gadis itu begitu mengesankan Umar. Esok paginya, Umar memanggil putranya Ashim. "Anakku, pergilah ke tempat itu, dan cari tahu tentang gadis itu." Umar menjelaskan perihal gadis itu. Ashim bergegas menuju tempat yang dikabarkan ayahnya. Di sana ia mendapat informasi gadis itu keturunan Bani Hilal.  Sang Ayah berkata :" Pergilah  ke sana dan nikahilah dia. Alangkah serasi bila kau datang dengan berkuda, sesuatu yang membuat bangsa arab mulia dan terhormat."

Akhirnya gadis itu dinikahi oleh anak seorang Khalifah. Lalu apa pesan yang ingin coba saya sampaikan?

Pertama, anak memang diwajibkan taat pada orangtua, tapi tidak wajib taat dalam bermaksiat pada Allah dan Rasulnya. Namun harus tetap memperlakukan orangtua dengan baik, menasehati dengan lembut.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Lukman: 15).

Kedua, Orangtua berhak memilihkan  menantu yang terbaik untuk anaknya. Tentu saja dengan syarat orangtua harus benar-benar tahu siapa calon menantunya. Hal seperti ini juga telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. Hingga Nabi Ibrahim menyuruh Ismail untuk menceraikan istrinya yang pertama, karena suka mengeluhkan suaminya. Istri yang kedua barulah direstui nabi Ibrahim. Hal ini sangat perlu sekali, karena orangtua akan berhubungan dengan menantunya.

Ketiga, wanita yang baik, yang akhlaknya terjaga, Meski di dalam rumah berdinding tebal, Allah akan memberinya jodoh yang juga baik. Tanpa perlu umbar aurat ke sana ke sini. Tanpa perlu upload foto selfie berkali-kali. Karena mutiara itu dicari, sekalipun tersembunyi di dasar lautan. Jadi jangan risau soal jodoh. Jodoh akan datang pada orang yang bertakwa seperti rizki, datang dengan cara tidak terduga.

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...(TQS An-Nur:26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar