Kamis, 13 Maret 2014

( MA'RIFATULLAH ) MEBUKA TABIR HATI DALAM LUASNYA LANGIT YANG BIRU

( MA'RIFATULLAH ) MEBUKA TABIR HATI DALAM LUASNYA LANGIT YANG BIRU

“Pernahkah kamu berfikir, bahwa Allah menciptakan warna langit sesuai dengan kekuatan mata kita. Birunya langit terbukti dapat menghilangkan pepat yang menggayuti hati, coba bayangkan jika langit itu merah menyala. Rasakanlah bahwa dengan memandang langit yang biru menawan memberikan kenikmatan dan kesegaran tersendiri. Lepaskanlah pandangan kita saat kita bosan dan sedih, lihat betapa Allah membentangkannya untuk manusia. Adakah batas yang dapat kita tangkap. Adakah penyangga?”

“Jika malam telah tiba, ada apakah dilangit sana? Tegaklah berdiri dan saksikanlah layar biru dengan gemerlap bintang. Apakah itu biasa saja. Sungguh jika hati kita merasa berat, langit seperti demikian adalah obat penawar segala kegundahan. Jika kita benar-benar mentafakurinya, langit bisa menghantarkan kita untuk mengenali penciptanya. Allah. “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (51:7). Para ahli tafsir menyebutkan bahwa jalan (Al-Hubuk) ialah jalan yang bisa membawa kita kepada kesadaran betapa Allah Maha Sempurna dalam berkreasi tanpa cacat. Langit sebagai petunjuk yang jelas yang menunjukkan adanya sang pencipta. Langit salah satu bukti luasnya ilmu Allah.”

“Al-Ghazali menyebutkan manfaat yang didapat dari langit antara lain: Mengurangi kegundahan dan bimbang yang menggelayut, Mengingatkan kepada Allah, Melapangkan hati dalam membesarkan Allah, Menghibur hati yang keras, Menyenangkan hati orang-orang yang cinta kepada Allah, Memberi manfaat kepada orang yang terkena flek hitam pada hatinya, sebagai kiblat do’a orang-orang yang sedang berdo’a. Lihat, betapa langit sangat berguna bagi manusia. Maha Suci Allah yang tidak pernah menciptakan segala sesuatunya dengan sia-sia. Padahal Itu baru langit, belum perkakas alam semesta lainnya.”

“Jika sudah yakin bahwa Allah itu ada. Ingatlah bahwa Allah selalu menatapmu, mengawasimu dari setiap waktunya. Pada saat kita terlelap, berada di sekolah, diam di rumah. Tak pernah ada yang luput dari pengawasannya. Dan kamu tidak bisa memikirkan dzatnya seperti apa, karena akal yang dianugerahkan Allah terbatas, akalmu tidak akan pernah sampai.”

“Sekarang, pikirkan saja Maha pengasihnya, nikmat tak berhingganya. Bagaimana membalasnya?” Saat itu saya mengangguk, tentu saja saya tahu. “Jika hatimu gundah, sebutlah nama-Nya, hadirkan hatimu ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah sangat dekat, lebih dekat dari nadi lehermu sendiri”. Saya terpekur, lama, sesak rasanya

Photo: ( MA'RIFATULLAH ) MEBUKA TABIR HATI DALAM LUASNYA LANGIT YANG BIRU

“Pernahkah kamu berfikir, bahwa Allah menciptakan warna langit sesuai dengan kekuatan mata kita. Birunya langit terbukti dapat menghilangkan pepat yang menggayuti hati, coba bayangkan jika langit itu merah menyala. Rasakanlah bahwa dengan memandang langit yang biru menawan memberikan kenikmatan dan kesegaran tersendiri. Lepaskanlah pandangan kita saat kita bosan dan sedih, lihat betapa Allah membentangkannya untuk manusia. Adakah batas yang dapat kita tangkap. Adakah penyangga?”

“Jika malam telah tiba, ada apakah dilangit sana? Tegaklah berdiri dan saksikanlah layar biru dengan gemerlap bintang. Apakah itu biasa saja. Sungguh jika hati kita merasa berat, langit seperti demikian adalah obat penawar segala kegundahan. Jika kita benar-benar mentafakurinya, langit bisa menghantarkan kita untuk mengenali penciptanya. Allah. “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (51:7). Para ahli tafsir menyebutkan bahwa jalan (Al-Hubuk) ialah jalan yang bisa membawa kita kepada kesadaran betapa Allah Maha Sempurna dalam berkreasi tanpa cacat. Langit sebagai petunjuk yang jelas yang menunjukkan adanya sang pencipta. Langit salah satu bukti luasnya ilmu Allah.”

“Al-Ghazali menyebutkan manfaat yang didapat dari langit antara lain: Mengurangi kegundahan dan bimbang yang menggelayut, Mengingatkan kepada Allah, Melapangkan hati dalam membesarkan Allah, Menghibur hati yang keras, Menyenangkan hati orang-orang yang cinta kepada Allah, Memberi manfaat kepada orang yang terkena flek hitam pada hatinya, sebagai kiblat do’a orang-orang yang sedang berdo’a. Lihat, betapa langit sangat berguna bagi manusia. Maha Suci Allah yang tidak pernah menciptakan segala sesuatunya dengan sia-sia. Padahal Itu baru langit, belum perkakas alam semesta lainnya.”

“Jika sudah yakin bahwa Allah itu ada. Ingatlah bahwa Allah selalu menatapmu, mengawasimu dari setiap waktunya. Pada saat kita terlelap, berada di sekolah, diam di rumah. Tak pernah ada yang luput dari pengawasannya. Dan kamu tidak bisa memikirkan dzatnya seperti apa, karena akal yang dianugerahkan Allah terbatas, akalmu tidak akan pernah sampai.”

“Sekarang, pikirkan saja Maha pengasihnya, nikmat tak berhingganya. Bagaimana membalasnya?” Saat itu saya mengangguk, tentu saja saya tahu. “Jika hatimu gundah, sebutlah nama-Nya, hadirkan hatimu ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah sangat dekat, lebih dekat dari nadi lehermu sendiri”. Saya terpekur, lama, sesak rasanya

Photo



Tidak ada komentar:

Posting Komentar