Yusuf Mansur Network
(Riwayat Sunan Darimi 2613) Dari Sufyan dari ayahnya dari Abu Yala dari Ar Rabi bin Khutsaim dari Abdullah ia berkata; Rasulullah SAW pernah membuatkan kami garis berbentuk persegi empat. Kemudian beliau membuat sebuah garis di tengahnya, lalu membuat beberapa garis di sekitarnya dan membuat sebuah garis yang berada di luar garis tengah itu. Beliau pun bersabda: Ini adalah manusia, yaitu garis tengah, ini adalah ajal yang mengelilingnya. Ini adalah hal-hal yang akan terjadi (pada manusia, berupa bala, ujian, dan cobaan sewaktu di dunia) pada garis-garis ini. Jika tidak terkena satu garis, maka akan digigit (terkena) garis yang lain (bala dan cobaan itu akan selalu datang silih berganti tanpa henti). Dan ini adalah harapan, yaitu garis yang berada di luar.
(Shahih Bukhari 5938) Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Said dari Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Mundzir dari Rabi bin Khutsaim dari Abdullah radliallahu anhu dia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda: Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena garis ini, jika berbuat salah lagi maka garis ini akan mengenainya.
Manusia gak ada final kepuasan dalam kehidupannya, yang ada angan-angan akan timbul lagi bila yg lain tercapai. Boleh jadi Abu Bakar Shiddiq, Ustman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf kita terpesona dengan infaq di jalan Allahnya padahal mereka kaya raya (Lihat kisah mereka dibeberapa posting sebelumnya) ternyata kaya hartapun tidak membuat mereka panjang angan-angan. Akhirat tetap diprioritaskan, berkah hidup tetap mengiringi. Hatinya penuh menuju persiapan menghadap Allah kelak.
Banyak manusia tampak senang didunia, padahal jiwanya tidak, harinya yang ada pusing dengan pengejaran dunianya yang tidak ada habisnya akhirnya terbudak, ketakutan akan kebangkrutan, kecemasan dengan kemiskinan, bisnis mengejar target membabi-buta hingga tidak wajar seperti dikejar hutang, sedangkan hati dan ahlak tidak ada perbaikannya.
Semoga Allah menuntun kita kepada kebaikan didunia dan akhirat. Aamiin.




![Photo: ( HIKMAH ) CARA MENANG DALAM MEMERANGI BAHAYA LATEN HAWA NAFSU
Pokok dari syahwat dunia didalam diri seseorang ada empat, yaitu : wanita, harta, anak-anak dan jabatan atau kekuasaan, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran [3] : 14)
Mengikuti hawa nafsu akan membawa si pelakunya menolak kebenaran dan sesat dari jalan Allah SWT bahkan dapat menyesatkan orang lain darinya.
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya : “Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash [28] : 50)
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ
Artinya : “Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-An’am [6] : 119)
Mengikuti hawa nafsu menyebabkan terhalangnya si pelaku daripada hidayah dan taufiq.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : “Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al A’raf [7] : 176)
Mengikuti hawa nafsu akan mendorong pelakunya mengada-adakan sesuatu dalam agamanya dan menjauhi sunnah.
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Artinya : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53] : 3–4)
( Solusi )
Untuk itu hendaklah setiap mukmin harus ekstra waspada terhadap sikap mengikuti hawa nafsu baik hawa syubhat maupun syahwatnya. Dan diantara yang bisa dilakukan untuk mengalahkan tarikan hawa nafsu yang senantiasa memerintahkan dirinya agar melakukan maksiat, adalah :
1. Takut akan adzab dan siksa Allah SWT. Karena hal ini merupakan pertahanan yang paling kokoh untuk menghindarinya dari mengikuti hawa nafsu, sebagaimana firman-Nya :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Artinya : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53] : 3–4)
Al Imam Ibnu Jarir ath Thabari mengatakan,”Adapun siapa yang takut akan pertanyaan Allah terhadap dirinya tatkala ia berdiri dihadapan-Nya pada hari kiamat. Maka bertakwalah kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai kewajiban-Nya serta menjauhi berbagai maksiat-Nya. Dia mengatakan, ”Melarang jiwanya daripada hawa nafsunya didalam hal-hal yang dibenci Allah dan tidak diredhoi oleh-Nya serta menghindar darinya. Kemudian menempatkannya kepada hal-hal yang diperintahkan Tuhannya, sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”
2. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. sesungguhnya Allah telah menjanjikan hidayah kepada orang-orang yang meminta petunjuk kepada-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits qudsi, ”Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!” (HR. Muslim)
3. Berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan syahwat jiwa. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa, sebagaimana disebutkan didalam hadits Khutbah al Hajah, ” Dan kami berlindung kepadanya dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami.” (HR. Nasai), (dari kitab : Min Mu’awwiqat ad Da’wah ‘Ala Dhaui al Kitab wa as Sunnah)
4. Perbanyak dzikir dan ibadah, baik mencari ilmu Syariah, tafakur dan tadabbur dimana kesemuanya merupakan makanan hati yang menguatkan keimanan.
5. Jujur dan bersungguh-sungguh karena kecintaan kepada Allah dan Rosul-Nya harus dibuktikan dengan pengorbanan, baik dalam ketaatan dan kesabaran menjauhi segala macam kemaksiatan, syirik dst kesungguhan itulah yang akan membuka pertolongan Allah, disamping doa yang kita panjatkan secara terus-menerus.](https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/t1/s403x403/1978631_10152090538191840_93763753_n.jpg)

![Photo: ( IBADAH ) TAUBAT NASUHA DAN KEBIASAAN MENGULANGI DOSA
Diantara kasih sayang Allah swt kepada hamba-hamba-Nya adalah memberikan kesempatan kepada mereka yang berdosa untuk bertaubat kepada-Nya. Bahkan selain dari menghapuskan dan mengampuni dosanya, bisa jadi Allah juga akan memasukkannya kedalam surga jika taubat yang dilakukannya itu taubat nasuha.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim [66] : 8)
Didalam ayat tersebut tidak disyaratkan bahwa seorang yang bertaubat tidak melakukan kembali dosa-dosanya itu. Didalam ayat itu hanya mensyaratkan bahwa seorang yang bertaubat ketika dia bertaubat haruslah betul-betul menyesali perbuatan dosanya, memohon ampunan dari-Nya dengan penuh ketulusan hatinya dan bertekad saat itu untuk tidak mengulanginya lagi di masa-masa yang akan datang (taubat nasuha). Hanya taubat yang seperti inilah yang diterima Allah swt bukan taubat lisannya saja namun tidak di hatinya.
Sesungguhnya Allah swt Maha Mengetahui apa yang ada didalam hati setiap orang yang bertaubat ketika dia bertaubat. Apakah taubatnya itu betul-betul atau hanya main-main?! Apakah air mata yang dikucurkannya itu betul air mata penyesalan ataukah hanya air mata buaya dusta? Allah hanya menerima taubat oang yang sungguh-sungguh bukan yang main-main dan penuh dusta.
قُلْ إِن تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Katakanlah: "Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Imran [3] : 29)
Dan jika pun seorang yang telah bertaubat dengan taubat nasuha kembali melakukan perbuatan dosanya itu di masa selanjutnya dikarenakan kelemahan imannya saat itu lalu dia kembali lagi kepada Allah dengan bertaubat taubat nasuha memohon ampunan kepada-Nya sebagaimana dilakukan sebelumnya maka Allah pun akan menerima pertaubatannya itu.
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya : “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya.” (QS. At Taubah : 104)
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Artinya : “Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. As Syura : 25)
Sesungguhnya Allah swt tidaklah pernah bosan untuk memberikan ampunan-Nya kepada setiap orang yang bertaubat hingga waktu yang ditentukan untuk bertaubat bagi seseorang berkahir, yaitu tatkala ruh sudah berada di tenggorokan atau matahari terbit dari sebelah barat.
Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan."
Lalu bagaimana mengilangkan perbuatan buruk yang sudah menjadi kebiasaan ?
Sesungguhnya perbuatan buruk yang kerap kali dilakukan itu terjadi dikarenakan kelemahan iman didalam dirinya sehingga tidak ada lagi syu’ur (perasaan) berdosa terhadapnya atau tidak merasa berat melakukannya hingga berulang-ulang.
Oleh karena itu yang perlu anda lakukan untuk menghentikan kebiasaan itu, diantaranya :
1. Menyadari bahwa perbuatan buruk itu adalah dosa di sisi Allah swt yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya di pegadilan Allah swt. Pengadilan yang tidak memungkinkan seseorang lari dari-Nya, berbohong dihadapan-Nya karena seluruh anggota tubuh manusia akan memberikan kesaksian dengan sejujur-jujurnya atas apa yang pernah dilakukannya selama di dunia.
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنكُمْ خَافِيَ
Artinya : “Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al Haqoh : 18)
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : “Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An Nuur : 24)
2. Merasakan bahwa dirinya terus menerus berada dalam pengawasan Allah swt dan tidak akan pernah luput dari-Nya kapan dan dimana pun.
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِي
Artinya : “Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hadid : 4)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Mujadalah : 7)
3. Memperbanyak mengingat Allah swt baik dengan lisan maupun hati. Seseorang yang senantiasa mengingat Allah swt maka ia akan selalu diingat oleh-Nya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah : 152)
Diantara urgensi dzikir sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim adalah bahwa ia adalah makanan hati seseorang yang setiap kali dia meninggalkannya maka tubuhnya akan seperti kuburan. Ia adalah pemakmur rumahnya yang ketika dia mengabaikannnya maka rumahnya itu akan binasa. Ia adalah senjata yang dengannya dia melawan para pembegal di jalan (ketaatan). Ia adalah air baginya untuk memadamkan kobaran api di jalan (ketaatan)..” (Madarijus Salikin juz II hal 423)
4. Mengisi waktu-waktu luang dengan amal-amal yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain. Tidak jarang perbuatan maksiat dilakukan dikarenakan ia tidak pandai memanfaatkan waktu luang, seolah-olah bahwa dirinya tidak lagi memiliki kewajiban disaat-saat seperti ini. Padahal betapa banyak kewajiban dan tugas-tugasnya yang belum dilakukannya, seperti : kewajiban-kewajibannya terhadap Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, keluarganya, saudaranya sesama muslim, akalnya, hatinya dan lainnya. Namun setan dengan segala upayanya berhasil mengelabuinya sehingga mengabaikan kewajiban itu semua dan terperangkap didalam tipu dayanya.
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang."](https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/t1/1510547_10152094861986840_1629912643_n.jpg)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar