Senin, 24 Februari 2014

( RENUNGAN ) ORIENTASI HATI DGN IMAN YANG MENCERAHKAN

( RENUNGAN ) ORIENTASI HATI DGN IMAN YANG MENCERAHKAN

Allah Ta'ala berfirman, berfirman, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 179)

Berkata yang baik atau diam. “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata baik atau diam”. Demikian hadits Rasulullah SAW.

“Fal yakul khairan” “Berkata baik” semua kata yang terucap didasari niat yang baik, cara yang baik (kalimat yang baik) dan tujuannya adalah mencari kebenaran.

Al-haqqu min robbika. Kebenaran (yang haq) itu berasal dari Rabbmu. “Fala takunana minal mumtarin” Maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu.” Berapa banyak di antara kita ketika berbicara menggunakan lidah yang dikaruniakan Allah kepada kita berdasarkan “Syahwatul kalam”, nuansanya tidak lagi mencari kebenaran melainkan kemenangan pendapat.

Jangan kita seperti orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsunya. Nafsu itu bermacam-macam. Ada nafsul muthmainnah, nafsul lawamah. Nafsul muthmainnah itulah yang harus kita ikuti, yaitu semua keinginan untuk melakukan fastabiqul khoirat (berlomba-lomba dalam kebaikan).

Berpikirlah, bagaimana kita akan mendirikan bangunan di surga. Sebagaimana doa Siti Asiah, pasangan Fir’aun dalam doanya: “Ya Rabbi, dirikan untukku sebuah rumah disisimu di surga, dan lindungi aku dari kezholiman Fir’aun”

Itulah hakikat kecintaan terhadap dunia. Siti Asiah pasangan Fir’aun sadar bahwa istananya yang megah di tepi sungai nil adalah fana, yang abadi adalah surga-Nya.

Makanan hati adalah dzikir dengan bertahap belajar pengetahuan mengenal Allah agar dapat memahami serta menghayati makna dzikir.

Allah sangat senang dengan dzikir kita. Bila dalam keadaan senang kita selalu ingat kepada Allah. Insya Allah bila kita dalam keadaan susah, dalam keadaan musibah, Allah akan ingat kita dan selalu memberi pertolongan kepada kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar