Selasa, 18 Februari 2014

( KELUARGA ) KEUTAMAAN MENIKAH BISA SELALU BERSEDEKAH

( KEHIDUPAN ) MACAM-MACAM ZINA DALAM PACARAN DAN ETIKA HUBUNGAN LAWAN JENIS

Allah Ta'ala berfirman artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (QS. Al Isra 32)

Rasulullah SAW bersabda artinya : “Telah Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan ..” (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243).

Kita lihat dalil dari Al-Qur'an kemudian hadis Rasulullah Saw, bahwa Zina itu banyak macamnya, seperti zina mata, zina mulut, zina telinga, zina pikiran, zina tangan dan zina kemaluan.
Betapa pacaran sangat penuh dengan kemaksiatan Sbb :

1. Orang yang sedang pacaran tidak mungkin menundukan pandangannya terhadap kekasihnya. Awal munculnya rasa cinta itu pun adalah dari seringnya mata memandang kepadanya.

2. Orang yang sedang pacaran tidak akan bisa menjaga hijab.

3. orang yang sedang pacaran biasanya sering berdua-duaan dengan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah

4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya

5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara laki-laki dengan wanita, meskipun itu hanya jabat tangan.

6. Orang yang sedang pacaran, bisa dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.

Perhatikan kembali etika pergaulan dengan lawan jenis dalam Islam yang telah kami sebutkan di atas. Berapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh orang pacaran? Dalam kamus pacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkan pacaran, lalu bagaimana kalau semuanya?

ETIKA PERGAULAN LAWAN JENIS DALAM ISLAM

1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis

Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nûr: 30).

Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya.” (QS. An-Nûr: 31).

2. Menutup Aurat

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS. An-Nûr: 31).

Juga firman-Nya, artinya, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzâb: 59).

3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita

Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, “Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab.” (QS. Al-Ahzâb: 53).

4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis

Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya.” (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).

5. Tidak Mendayukan Ucapan

Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya, “Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzâb: 32).

Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, “Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).

6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis

Dari Ma’qil bin Yasâr t berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrânî dalam Mu’jam al Kabîr: 20/174/386).

“Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Ash-Shohîhah: 1/448).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari ‘Aisyah berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat.” (HR. Bukhârî 4891).

Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang mana, apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya.

Semoga Allah Ar Rahman melindungi keluarga Muslim terutama kaum muda-mudinya, agar selamat dari perzinahan, dan marilah bersama menjaga keluarga, kerabat, sahabat kita sekalian agar bisa mentaati Allah Azza Wajalla dengan sepenuhnya (Kaffah) Aamiin Yaa Robbal 'alamiin


( KELUARGA ) KEUTAMAAN MENIKAH BISA SELALU BERSEDEKAH

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Artinya: "Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah!" Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya: "Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala?" Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab: "Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa?"Jawab para shahabat: "Ya, benar". Beliau bersabda lagi: "Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala!". [Hadits Shahih Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa'i dengan sanad yang Shahih].

Itulah cara Islam menjaga harkat dan martabat manusia agar tak menjadi hina. Bagi Islam, lebih mulia pulang ke rumah untuk menyenangkan suami daripada berada di jalanan dengan pria/wanita bukan muhrim dan tidak halal. Dan yang terpenting lagi dalam pernikahan bukan hanya sekedar dapetin anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah. Coba dah dibayangin aja kalo semua orang boleh bebas memilih dan wanita boleh tidur dengan siapa saja yang ia pilih tanpa ada ikatan pernikahan dan komitmen kepada Allah SWT. Rasanya jauh dari harapan untuk bisa keluar dari rahimnya anak-anak yang sholeh yang kelak bisa membawa agama ini untuk kemaslahatan dunia dan seisinya.

Penghargaan Islam terhadap ikatan perkawinan besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Artinya; “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi." [Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Allah itu dengan sabdanya, Artinya: “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya." [Hadits Riwayat Ahmad 2 : 251, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits No. 2518, dan Hakim 2 : 160 dari shahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anhu].



( PENGANTIN ) SUARA HATI SEORANG MUSLIMAH KETIKA MENIKAH

Rosulullah SAW Bersabda : Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumidan kerusakan yang besar. (HR. At Tirmidzi dan Ahmad). Jalan hidup ini, menyadarkanku bahwa sebenarnya kita tengah menjalani takdir-Nya. Bahwa apa dan bagaimanapun rencana tersusun matang, semua tidak akan berlaku tanpa izin dan kehendak-Nya. Seperti yang terjadi padaku…

Usiaku waktu itu yang masih terbilang muda, membuatku sama sekali tidak berpikir bahwa aku akan segera menikah. Meskipun waktu tawaran itu datang, dari seorang pemuda shaleh dan santun, aku merasa ini jawaban Allah atas permohonanku akan hadirnya seorang teman. Teman, yang ketika aku membutuhkan tempat bercerita dia bisa dan mau mendengar. Teman, yang ketika aku membutuhkan tambahan kekuatan untuk bertahan, ia bisa membantu melangkah dalam jalan-Nya

Alhamdulillah terasa hatiku benar dan doaku diijabah, ketika saat pertama aku mengagumimu suamiku, adalah saat-saat dimana engkau selalu minta izin ke masjid setiap adzan berkumandang, meskipun saat itu kita sedang sibuk menerima tamu di hari pernikahan kita. Ya Allah, ikatkan selalu hatinya dengan rumah-Mu…Kami tahu, masih panjang jalan yang harus kami lalui, mungkin berliku-liku bahkan penuh onak dan duri. Tapi kami yakin, selalu ada kuasa-Mu di setiap fase-fase perjalanan yang kami tempuh, bahkan di setiap lini yang kami lewati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar